Senin, 28 Juli 2008

MATAHARI, BULAN dan BINTANG

Dalam kisah roman cinta, matahari dan bulan kerap disandingkan. Cinta selalu disimbolkan oleh keduanya. Jarang kita mendengar kisah-kisah asmara antara matahari dan bintang ataupun bintang dengan rembulan. Akulah bintang itu. Seribu Tanya kelabu menggelayut tak sanggup untuk kujawab.” Apakah matahari tak mengigau menyatakan rasa rindunya kepadaku?! Padahal disisinya bersanding sang purnama nan elok”.

Ataukah……..

Dia hanya mencibir diriku yang tak punya pasangan yang kerap disandingkan denganku.

Entahlah.

Aku tak mau bermain dengan perasaanku. Saat ini aku hanya ingin larut dengan obsesiku.

“aku ingin matahari yang begitu dipuja sujud dikakiku ini”

(pondok malini jaya, 5 februari 2008). 08: 17 am

Makna kelukaan

Dicap sebagai orang bodoh sungguh menyayat hati.

Dipandang remeh, dipandang sebelah mata sungguh hinaan yang nyata.

Batin siapapun pastilah terluka.

Luka yang dalam…….

Luka yang menganga……

Luka yang bisa bermuara pada dendam.

Aku tak tahu.

Apakah dendam positif ataukah dendam negatif

(pondok malino jaya. 11 april 2008).06:50 pm

Mahkota khalifah

Kadang kutanya hakekat kekhalifaan. Pemimpin dalam arti manakah dia? Bila diriku merasa gagal sebagai diri, apakah mahkota itu gugur selamanya atau nanti bisa kusemat lagi. Datang dan pergikah dia? Adakah mahkota yang tetap abadi tak lekang oleh ajal sekalipun.

(jurmat. 24 maret 2008) 13:50

LAKU TAKDIRKU

Dengan penuh damba kuurai keusangan yang membelit semalam.

aku ragu, mampukah diriku bersinar laksana matahari yang mengufuk dibatas langit. Akankah diriku laksana rembulan yang kehilangan cahaya karena kehadiran sang surya?

Mana kutahu hari ini aku mendapat apa.

Kujalani hidup sebagai sebuah somfoni tak sekedar takdir belaka

LAKU SANG TAKDIR

Dengan penuh damba, kuurai keusangan yang membelit semalam.

Aku ragu, mampukah diriku bersinar laksana matahari yang mengufuk dibatas langit.

Ataukah diriku laksana rembulan yang kehilangan cahaya karena kehadiran sang surya?!

Manakutahu hari ini aku mendapat apa.

Kujalani hidup sebagai sebuh suratan tak sekedar takdir belaka.

(Pondok Malino Jaya. 9 Januari 2008.08:00)

Kudengar

Kudengar merdu sang biduan mendendangkan lirik dan nada. Kudengar kicau sang punai girang tersiram cahya sang pagi. Bahkan anginpun mesrah mengibarkan panji yang gagah diatas tiangnya.

Betapa indahnya.

Betapa bahagianya.

Betapa syahdunya.

Betapa bahagianya bisa bergembira tanpa 1000 topeng menutup jati diri. Aku sang pemimpi ingin kembali membangun kastilku nan megah. Meski……kusadar dindingnya hanyalah bulir-bulir tanah sang rayap.

(pondok malino jaya. 3 februari 2008).09:26 am

Kisah sejumput beras

Tak jarang kita lena menatap bintang-bintang dilangit. Seribu khayal, sejuta angan kita urai berharap taburan kilau itu bertekuk dalam genggaman kita

Lalu kesadaran perlahan datang!!!

Ternyata disekeliling kita hamparan pasir membelai tulus tak berharap kilau sekedar fatamorgana.

Yach,pasir itu ternyata emas yang tertidur

(kantoro teko)

Ketakutanku

Berbagai cara yang terpampang dihadapanku kini mengabur tak punya makna. Rasa ketakutan dengan seribu espresi masih begitu meraja.

Takut salah adalah sumber segalanya yang pada akhirnya kesalahanlah yang benar-benar ada

(Jurmat. 24 maret 2008)13:10

Kesendirian

Bila seorang mau menjadi teman hanya karena fisik belaka, yakinlah. Dialah pembawa bencana itu

(jurmat. 24 maret 2008). 13:20

Kepak sayap nan patah

Kebenaran bukan kebiasaan dan kebiasaan belum tentu benar. Perbedaan bukan dosa yang harus diberangus dan dilenyapkan

(nirwana oretcabora jafar)

Kita terlahir bukanlah sebuah pilihan. Melainkan titah tuhan

(nirwana oretcabora jafar)

Kehampaan hati

Hari ini kehampaan kembali menderaku. Saya merasa jenuh, lelah dengan hidup yang terasa monoton. Aku takut, perasaan tak berguna itu kembali menguasaiku

(pondok malino jaya, 3 februari 2008).09:08 am

Kehampaan hati

Katanya aku ingin selalu tersenyum.

Aku ingin selalu sumbringah.

Aku ingin hangat pada setiap orang.

Tetapi……

Mengapa hanya kerikil-kerikil kecil mampu membuyarkan semeuanya.

Jangankan hangat pada orang lain, orang yang terdekatpun aku kadang rapuh

(pondok malino jaya. 11 april 2008) 06.00 pm

Ilusi yang nyata

Aku tak tahu apakah keresahan ini telah lelah bersamaku.

Mungkinkah rasa itu bisa pergi menyisa kenangan bersamaku.

Debur dada ini, bukanlah debur rasa karena kekaguman pada seseorang.

Lagi-lagi perasaan takut yang tak bisa kumengerti,

Tak bisa kupahami,…..

Baur untuk kuraba,….

Namun terasa nyata bersamaku

(jurmat. 11 april 2008). 11.30 am

HARI INI

Kembali kugoreskan hitam sebagai penoda di atas putih ini.

Angin tahu!

Kesepianpun tahu!

Kalau diriku kembali berkabung.

Keresahan itu kembali menyeruak.membirukan jiwaku yang memang selalu merana.

Untai demi untai kata hanya terangkai menjadi kalimat MATI.

Seperti harapanku yang kini menanti…………………

Menanti malaikat kematian menyempurnakan deritaku!!!!

Disini, aku kembali berkarat!!!

(Pondok Malino Jaya. 19 Januari 2008. 08:15)

Garis pembatas

Aku bertanya.

Adakah batas antara semangat dengan ambisi?

Dimana?!

Aku ingin sosok yang dipuja oleh beribu-ribu bidadari. Sujud berlutut dikakiku.

Apakah ini semangat?ataukah ambisi yang tak mungkin.

Entahlah.

Apakah waktu bisa kupercaya untuk menjawabnya

(pondok malino jaya. 11 april 2008)08:50 pm

Ekspektasiku

Bila kuturut ketakutanku, ingin diriku menjadi patung yang terawetkan. Cukup sampai disini dinamika hidupku biar ruang dan waktu tak lagi mengejra.

Aku malu mengenal diriku…….

Aku takut dengan jurang kegagalanku…..

Aku tak siap dalam ajang persaingan. Namun, bilik hatiku kembali tersiar. Mimpi adalah dunia penuh peluang. Peluang yang terentang antara nol dengan satu. Bila fisik burukkku lantang berteriak,” peluangku hanya satu diantara 1000”

Maka aku harus yakin. Aku msih punya peluang

(pondok malino jaya, 6 april 2008)

Bentang alur jalan

Sebuah alur, membentang sebentuk jalan yang musti kulalui. Tak terhitung banyak lubang yang menganga membuatku jatuh dan jatuh. Lubang kecil, lubang besar dan bahkan mungkin lubang yang sama. Tak bisakah titik di ujung sana kugapai? Meski kepayahan!!!

(fs. Nirwana)

Apa beda

Sebenranya apa beda antara cita dan tujuan?

Harapan dan mimpi?

Arah dan maksud?

Aku awam!!!

Aku bodoh!!!

Aku tak bisa melontar aksara sebagai jawab semuanya. Hanya alam bawah sadarku yang memberi jawab, namun buyar dibatas bibir.

(pondok malino jaya. 13 april 2008). 12:03 pm

Antara senyum dan marah

Kucoba kutilik rasa ketika tersenyum meski mulanya harus kupaksakan.

Kutimbang,….

Kubandingkan,…….

Kusandingkan,……

Ketika marah,ketika aku kesal, ketika aku benci.

Diakhir perenunganku, aku mulai tahu.

Ternyata benar kelegaan itu amat terasa ketika senyum tersungging dibibir.

Dan sesak itu terasa menjanggal ketika jiwa kita kerdil

(pondok malino jaya.11 april 2008) 06.30 pm

Alam ciptaanku

Dalam khayalku, kadang kucipta skenario dimana aku menjadi aktornya. Di alam sadar, kutahu bibirku tersungging senyum bila dialam mimpi itu aku menjelma menjadi sosok yang lain.

Hidup dalam kenyamanan, bertahta diatas puncak kejayaan, bergelimpang materi dan 1000 mimpi-mimpi lain.

Entahlah.

Apakah itu adalah alam yang memang ada namun gaib atau hanyalah alam basa-basi. Saat ini aku bisa berkata,

“aku tak tahu”

(pondok malino jaya. 11 april 2008) 07:00 pm

Yang beredar

Seperti matahari, selalu datang dari ufuk timur lalu pergi diufuk barat menyisa kelam dimayapada. Seperti bulan, berganti rupa menjadi purnama lalu sabit lagi dan akhirnya menjadi bulan mati.

Seperti itulah kurasa kepada kehadiran kalian. Datang membawa mimpi, lalu pergi tiada menyisa jejak. Dimanakah kalian kini? Kuulur tangan suci karena rasa cintaku dari balik bilik hati persahabatan.

(Pondok malino jaya. 22 februari 2008)09:17 am

Valentine merah

Hari merah jambu kembali menyapa. Seribu kelopak cinta merah kini lelap dalam angannya. Hatiku menjerit. Bungkam dalam Tanya tak berjawab. Akankah dirikupun bisa larut dalam lautan cinta itu.

(14 februari 2008) 08:00 am

Tuhan tak mencipta dalam angkara

Kurangkai kata untuk memberi jawab atas tanya, cerca dan hina darimu. Kuyakin kau berkata seperti itu karena “ketakmengertian” dan emosi sesaat saja. Semoga kita bisa menjadi lebih baik tanpa harus mencoreng arang dimuka orang lain.

(entol agape)

TETES TANGIS.

Kata orang, laki-laki tak boleh menangis. Tangis adalah pembaca jiwa yang rapuh nan lemah. Namun bagiku, tangisku adalah doaku. Tak pernah mataku menetes basah, kecuali saat sepasang kucingku menatapku penuh harap seakan berkata “ selamatkan saudaraku yang sekarat!” segala daya tlah kucoba. Namun kekerasan hati malaikat maut telah terpalu

(pondok malino jaya, 31 januari 2008)

Ternyata

Ternyata benar, semua yang berlebihan akan membawa pada kebinasaan.

Termasuk cinta!!!

(pondok malino jaya. 11 april 2008).08:45 pm

Simfoni gelombang jiwaku

1000 jarak membentang sebentuk darat dan samudra. Semuanya tiada terukur karena cinta dan pikiranku bisa berkelana menemui belahan jiwaku

Namun kini………

Aku terhempas jatuh. Sayap-sayap itu telah patah membuatku bersila dalam jerit yang merana.

Entahlah…………

Apakah pangeran berkuda putih akan kembali sebagai musafir yang akan menolongku

Atau……..

Disinilah pusaraku

(nirwana oretcabora jafar)

Seraut wajah topeng

Topeng sering dipersalahkan sebagai benda yang menutupi jati diri kita. Tetapi bagiku, keberadaan topeng kadang dibutuhkan. Bahkan perlu adanya. Karena dengan topeng kita bisa memerankan lakon yang tlah tertulis dalam scenario yang mungkin tak bisa kita perankan dengan rupa asli kita. Seperti kehidupan ini dimana tuhan sebagai sutradaranya.

(irwanjafar)

Sepi dan tawa

Izinkan diriku larut dalam kesendirian ini.

Ternyata……

Dalam peluk sepi diriku bias berkaca.

Dalam kesunyian diriku bias membaca.

Dalam kesenyapan diriku bias mendengar

Sesuatu yang kadang sulit kulakukan dalam kondisi hati yang tertawa.

(pondok malino jaya.22 mei 2008)07:03 pm

Senyum

Meski kadang hatiku tak yakin, meski rasa tak percaya itu kerap menemani, diriku selalu ingin tersenyum. Mungkin diriku kering dari harta dan perhiasan namun senyum masihlah peluangku.

Senyum!!

Senyum!!

Senyum!!!

Senyum dan senyum!!!!

Bahkan kala hatiku gamang

(pondok malino jaya, 5 april 2008)

Sengau dibalik tabir

Seorang insane menatap tabir. Mencari arsy, mencari pohon kehidupan. Namun, biru kembali menjadi pembatas cakrawala. Seribu tabir mewujud menjadi bianglala sebagai pembatas antara realita dan mimpi. Seribu bintang berdiam disana. Namun yang kita lihat hanyalah setitik. Manusia hanya bisa berharap dan bermimpi namun ilahi rabbi yang tahu segalanya.

(kantoro teko)

Sendu pelangiku

Sebentuk lengkung merangkai merah, menjumput jingga, menabuh kuning,

mengemas hijau, mengintai biru dan menyulam ungu

dalam satu padu yang bernama pelangi.

Sungguh indah dalam rona romantisme.

Amat elok dibalik latar kelabu.

Sejuta puja membuncah dan mengepak.

Namun,.......

Sadarkan kita bianglala itu tersenyum dibalik langit yang bernama hujan?!

Aku menagis dibalik ucap selamat yang kuberikan.

SENDU IMAJIKU.

Selamat pagi, sahabat.

Untai aksara kembali kurangkai.

Kujalin penuh damba,

Kuuntai penuh kasih.

Meski kusadar tali itu amatlah rapuh. Haruskah kubuat kain, tersulam dari benang rapuh nan usang?! Yang kusadar tak pernah sudi meleburku.

Entahlah.

Gerimis senja mulai menangis seiring dengan senyum yang ingin kupoles.

Terpoles bersama lukaku.

Terkubur bersama mimpiku.

Aku ingin kembali sadar, ternyata diriku abadi dalam imajiku.

Pondok malino jaya, senin.17 desember 2007)

Sang penggugat

Kucoba selami jiwaku yang selalu rapuh dalam Tanya. Mengapa goresan nasib yang meraja ditangan ini selalu menjebakku dalam telaga tangisku.

Kugugat tahta ini.

Ingin kusibak tirai ini.

Berharap bertemu dzat mahatunggal.

Aku hanya ingin menangis dihadapanNya.

(Pondok malino. 3 Maret 2008)03:00 pm

Sang bayu

Kucoba menjadi sosok sang bayu. Mengalir pasrah berkelana antara gunung dan lembah dibawah kendali sang rona. Bilalah siang diapun beranjak mendaki puncak. Dan akan menyapa lembah kala senja menjelang sebelum lelap dalam peluk malam. Itulah angin nan sepoi yang bias menjadi badai dalam laku yang ganas

(jurusan matematika.19 maret 2008).09:09 am

Sang agni

Sosokku dalam rupa nan melayang. Membawa bara menjadikan abu dan arang sang jejak. Dalam petualanganku, sosokku amatlah berbeda dengan sang tirta. Setiap langkahku menjadi sahabat dikala kecil nan nurut, namun kupendam dendam nan bara kala diriku bergolak mega.

(jurmat. 19 maret 2008). 09:14 am

Ruang untukku

Kutatap sorot mata itu, mata penuh Tanya yang terlontar bebas tanpa sekat. Kutangkap dengan berbagai rona mencoba mengartikan sesuai jiwa yang kutangkap. Benarkah jiwaku kerdil, benarkah kalbuku redup, adakah ruang untuk nama-nama sepertiku

(jurmat. 24 maret 2008) 13:50

Rotasi diri

Benarkah hidup adalah rotasi? Benarkah bintang, matahari, bulan dan galaksi ini terus berotasi? Kalaulah begitu akankah titik awal bisa menjadi garis finis itu. (jurmat. 24 maret 2008) 13:40

Rona dipeluk alam

Kata ikan-ikan itu, betapa indahnya dunia bawah laut. Hamparan karang didasar samudra dengan sejuta warna yang eksotik.

Kata hewan-hewan rimba betapa indahnya lembah, bukit, gunung dan hutan lebat ini. Kata burung pengelana, betapa indahnya hamparan mayapada dibawah sana.

Bahkan pinguingpun berkata betapa indahnya bongkahan es itu. Semuanya indah bila jiwa dan raga kita menyatu disana. Bukankah emas mahal karena kelangkaannya, permata berharga karena pesonanya. Begitu pula ibangduan yang selalu rindu dengan kampung halamannya

(ibanduan)

RAUT WAJAH TANGIS.

Sepekan telah berlalu.

Tanah makassar tlah basah oleh rintik.

Namun diatas sana langit yang biru masihlah kelabu

dan

teratak rumah masih mengangis oleh rintik-rintik hujan.

Kusangka hari ini diriku akan tertawa riang.

Kusangka hari ini hatiku mulai ceria.

Kusangka hari ini senyumku mulai bersemi.

Tetapi tidak!!!!

Mataku mulai berkaca, berperang melawan rasa yang ingin tumpah.

Hanya bibir yang bergetar, dada yang sesak, raut yang pucat

menjadi pembaca gerak hatiku yang sebenarnya.

Aku harus terima tangis itu masihlah dekat.

PERANG BATINKU

Kemarin, hari ini aku ingin menjadi………

Kemarin, hari ini aku bermimpi menjadi………………………………

Ketika hari ini dating, kucoba merangkai mimpi semalam. Kujalin percah-percah itu menjadi mozaik yang nyata. Sebagai insane, tlah kulakukan apa yang bisa kulakukan meski kalian mencibir menvonisku.

Aku adalah orang yang lalai.

Aku adalah pelita yang tiada berminyak.

Dua bisik yang bertarung dalam perang yang seru. Sementara aku berjuang memenangkan hati yang selalu berbisik kalau aku………..bukanlah pecundang!!!meski kusadari…….rasa gamang itu teramatlah kuat!!!!

Pelangi rasaku

Malam itu, bahagiakah saya?

Sedihkah saya?

Legakah saya?

Semua tanya itu hanya mengendap tanpa jawab.

Lisanku keluh, pikiranku berhenti pada titik yang menganga. Peran batin itu teruslah bergolak membawa bara dalam raga.

Mana komitmen itu!!!

Mana tameng itu!!!!

Mana benteng itu!!!

Mengapa begitu rapuh oleh rasa keminderan yang terpa oleh laku sesaat

(pondok malino jaya. 11 april 2008). 06:15 pm

Pasrah

Tuhan tak pernah menguji hambanya melebihi batas kemampuannya.

Biarkan tangis mengalir…….

Biarkan darah menetes……….

Yakinlah ilahi rabbi tak pernah membenci kita

(andirwantartuna)

PANAS TAK BERBARA

Kembali handponku berdering menjadi simfoni yang biru. Disana, terpampang sebaris kalimat yang mengusik relungku. “wan, buatkan puisi untuk kami” kata orang itu padaku. Dia temanku. Dia sahabatku. Dia meminta seuntai kata yang kujalin sebagai penyempurna bunga-bunga yang mekar dihati mereka. Sesaat aku diam, tersenyum dibalik makna yang hilang.

Maaf sahabat!!!

Kali ini kau meminta pada orang yang salah

(pondok malino jaya, 30 januari 2008)

Nyanyian kegetiranku

Firdaus ada ditelapak kaki bunda kita. Nirwana ada disenyum orang-orang miskin. Tuhan kita dekat, bila kita mau dekat. Dan jalan itu adalah kepedulian kita pada sesama. Tebarlah persahabatan, karena persahabatan itu indah.

(irwan jafar)

Minggu kelabu

Hari minggu adalah merah dalam sepekan. Kuingin kelelahan ini bersandar sejenak berharap keletihan segera berlalu. Namun ternyata kejenuhan kian menggema, keterpurukan kian merona seakan namaku adalah kelam dan hitam. Dimanakah terang itu? Mengapa silau hanya pada titik yang kecil

(pondok malino jaya. 13 april 2008 )12.00 am

Mimpi yang merealita

Sebenarnya, setiap hariku ingin membawa cerita yang merona. Membawa upeti kepada sang raja dan mengusap duka sisa kemarin lalu.

Tetapi apa dayaku.

Matahari yang kuharap kugenggam ditangan kanan, masih garang dibatas langit. Rembulan yang kuharap kugapai ditangan kiri masihlah berotasi antara sabit dan purnama.

Tetapi jiwaku tetap membara.

Tiada lelah menguntai lisan bahwa mimpi itu akan berujung dibatas cakrawala.

(pondok malino jaya. 12 april 2008).09:30 pm

Mimpi yang kucipta

Selalu kucipta mimpi didalam, labiring otakku. Berdiri ditengah hamparan rumput yang menghijau. Lalu terselubung salju yang membungkus ragaku menjadi kristal yang mengerak. Biarkan megah berarak, biarkan angin berlalu datang dari gunung turun ke lembah dan matahari tiada lelah muncul dan pergi. Kunanti sosok yang bisa membangunkanku

(pondok malino jaya. 11 april 2008) 08:55 pm

Mimpi yang berlari

Aku termenung menatap gejolak yang mewabah. Canda tawa yang begitu lepas, hiruk pikuk orang-orang itu bahkan berbagai espresi yang terselubung. Dalam tatapku payah, kuuntai mimpi dan harap…….andai aku bias berlari pergi.

(pondok malino jaya)

MENAPAK CADAS

Mimpiku berlari, melemparkan aku ke alam sadarku. Sesaat, mataku senduh menatap untai aksara yang berarak menjadi kalimat yang punya makna.

Semua itu menhujam dadaku laksana sembilu nan tajam.

Menguncang asaku, dalam getar yang merangkul.

Membuatku diam dalam seribu bahasa.

Terhenyak tiada berdaya.!

Inikah buah yang musti kupetik karena kaki yang menapak diatas cadas ini?! Diriku tlah melangkah meninggalkan tumpu titian yang tak mungkin kembali lagi.

Aku ada disini.

Aku berdiri disini.

Ditempat dan waktu yang bernama realita.

Yach,…..

Atau inilah lakon yang musti kuperankan atas goresan skenario oleh penulis dan sutradara mayapada ini?1

Entah…….

Apakah diriku bisa menjadi aktor ataukah akan terdepak menjadi figuran sekedar pemanis belaka yang tak pernah diperhitungkan.

Maaf, aku ingin kembali lelap.

(Pondok malino jaya, minggu. 21 desember 2007)

Selasa, 22 Juli 2008

GURU TERBAIK

Saya masih rapuh. Hari ini lakuku masihlah kelam. Masih kutatap sorot mata kecewa karena tingkahku yang tidak sempurna.

Tuhan…………

Jangan bosan untuk terus memberiku kesempatan dari guru terbaikku.

Bukankah kesalahan terakhir adalah guru yang paling baik?!

(ceragem. 30 mei 2008) 11.00 am