Rabu, 26 Maret 2008

Harapanku hampa

Ada warta yang kembali merona. Aral yang lama melintang kini mulai kulintasi. Meski berat, meski berliku, dan kuberjalan hanya dengan terseok. Didepan sana, ada kedipan obor yang menyalah lemah. Aku gapai, aku raih. Namun mulai menjarak menjauh. Adakah ini tanda…..kuakan terperosok lagi!!!

(pondok malino. 28 februari 2008). 08:14 am

HARAPAN SANG KESATRIA

Hujan kembali datang pun sebagai pengabar kuasa ilahi. Seribu espresi terlukis diwajah-wajah itu. Lesuh, sedih, gunda dan pastinya hanya bocah-bocah yang tertawa girang menyambutnya. Karena banjir kudengar lagi satu mimpi dari bundaku

“saya ingin memasak, namun banjir di rumah membuatku tak nyaman

Aku memang memiliki sepasang tangan. Namun karunia tuhan itu tak bisa kugunakan secara maksimal. Meskipun mungkin aku memiliki seribu tangan seperti dewa wisnu.

Aku pecundang.

Aku lemah.

Aku pelita padam

Tuhan…..

Peluangku hanyalah satu diantara 1000

Yakinkan aku!!!

Aku masih memiliki peluang

(pondok malino jaya. 5 februari 2008)08: 45 am

Hak dan kewajiban

Benarkah hak dan kewajiban selalu bersisian? Bersisian mata uangkah atau bersisian alur maju? Kami berhak hidup secara damai di tanah pertiwi ini. Tetapi mengapa hak dari titah berat ini masih terampas oleh yang namanya kedominanan elemen tertentu.

(fs. Nirwana)

Guru yang bijak

Kata orang bijak, belajar pada pengalaman adalah guru yang paling baik. Entah itu pengalaman diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Berguru tak perlu selalu pada orang-orang bertitel, berpangkat, ataupun berpengaruh. Bahkan belajar pada anak kecil sekalipun jika memang punya makna.

Maka tak salah jika kuulur tangan persahabatan buat semuanya. Mari kita sharing dan diskusi demi menambah ilmu dan pengetahuan masing-masing

(fs. Nirwana)

Follower dan transetter

Banyak orang tak mau disebut latah, tak sudi dicap follower. Maunya hanya disebut sebagai ujung tombak sang perintis. Tetapi, kalau dengan follower aku bisa mendapat ilmu maka dengan kebesaran jiwa aku rela mengakui aku hanya seorang pengikut. Tak penting suatu gelar apabila tiada isi didalamnya

(fs. Nirwana)

Diam dan geliat

Hal yang lumrah, bila kita kadang jenuh, tiada spirit dan stagnan pada satu titik. Haruskah diam sebagai jawabnya? Ataukah musti geliat sebagai pemecahnya.

Entahlah.

Mungkin ada baiknya diam dan geliat harus kembali padu.

(pondok malino jaya. 25 maret2008). 07: 20 am

Diakhir sejarah sahabatku

Diatas sana, sejuta rasi bintang tersenyum mengajakku terbang kealam nirwana.

Hatiku tak bergeming.

Hatiku tak beriak.

Bisikan lirih ibu pertiwi lebih hangat dan memukau. Aku ingin segera kembali

(kantoro teko)

DERITAN NAN KARAT

Kembali kugoreskan hitam sebagai penoda diatas putih ini. Angin tahu. Kesepian tahu. Kalau diriku kembali merana. Keresahan itu kembali menyeruak. Membirukan jiwaku yang memang selalu kelam. Untai demi untai kata hanya terangkai menjadi kalimat yang mati. Seperti harapanku yang kini menari mennanti malaikat kematian menyempurnakan deritaku. Disini, aku kembali berkarat.

Cerita sang kakak

Aku ingin berdiri diatas puncak, membawa raut wajah merindu. Kuharap bola tembaga itu tak hanya larut dalam dzikirnya. Muncul sebentuk fajar dan tenggelam diufuk barat menyisa senja. Dalam rotasi yang ada.

Aku ignin menitip titah yang ada dalam kepalan ini. Berbisiklah angin, bergolaklah samudra, mengalirlah air, berkicaulah burung, sampaikan warta ini dengan bahasa kalbumu. Satukanlah kepingan jiwa ini karena kami bukanlah pecahan retak sebuah kaca

(irwanjafar)

Bisikan-bisikan

Saya yakin, selain bisikan hati ini, masihlah ada yang terpendam. Bisikan kalbu, bisikan jiwa. Kuharap bisikan itu menjadi nyata karena jiwaku tetaplah suci nan putih

(fs. Nirwana)

Bisik intuisiku

Intuisiku kembali tak salah. Entah mengapa rasa tak berarti itu kembali menjamah. Mengusir cahya yang selalu menggelora didadaku. Haruskah aku terseret oleh arus ketakutanku? Haruskah kembali bersua dengan samudra luka yang pernah sekian lama mengubur jiwa ragaku. Tuhan, raih hambamu ini keatas arsy tertinggi yang pernah kau janjikan

(pondok malino jaya. 08 februari 2008) 08:38 pm

Biarkan cintaku bersemi

Kita tercipta karena cinta. Kita lahirpun karena cinta. Kita hidup karena cinta. Bahkan kita matipun karena cinta. Meski cinta sulit untuk diraba, kuharap cinta itu tetap berkilau dihati kita. Bahkan benci itu perlu apabila karena cinta

(misteralfaleo)

Ambing rasaku

Sampai kapan aku mengarung dilautan perasaan ini? Sampai tak berdaya atau sampai ombak itu tunduk dibawah ujung kataku

(fs. Nirwana)

Alur sejarah yang terlupa

Dalam pandangan keawaman, rona hanya kita simbolkan pada hitam dan putih saja. Kita lupa kalau ada kelabu bersama mereka. Bahkan ada merah, hijau, kuning, biru, ungu dan nila.

Dalam membaca rasa kerap terlantun manis dan pahit saja. Kita lupa ada asing, ada asam, gurih dan sepat. Dan banyak lagi noktah pengungkap yang hanya mengakui satu kelaziman, satu pandangan yang kerap memandang seeblah mata pada fenomena yang lain

(entol agape)

Aku takut

Bila matahari terus terik, aku takut kemarau melanda. Kalau hujan terus turun aku takut banjir melanda. Kalau bunga-bunga terus mekar aku takut diriku lena. Begitu pula aku takut dengan cinta dan kasihmu. Karena kecewa dan sakitpun pastilah membayang

(pondok malino jaya, 22 februari 2008). 09:02 am

Aku belajar

Aku belajar pada kekurangan, aku belajar pada kesedihan, aku belajar pada kesalahan. Dibalik mereka kurengkuh hikmah yang teramat bijak

(jurmat. 24 maret2008). 13:16

Air mata pamungkas

Bila kuturut perasaan, rasanya telaga mata ini tiada cukup menyiapkan air mata. Air mata kesedihan, air mata kepiluan,air mata luka, dan air mata pengaduan. Sebagai senjata pamungkas menyingkap tabir pemisah antara aku dengan tuhanku. Ingin kutanya langsung 1000 rahasia dibalik semua fenomena ini. Untuk apa diriku seperti ini? Hanya tuhan yang tahu

(fs. Nirwana)

2007-2008

Kembali kusapa kenangan yang sesaat lagi berlalu pergi. Kusapa dalam rupa hitam, mencari manik yang menyisa.

Tahun 2007.

Diriku sebagai sosok yang rapuh, sosok yang selalu menengadah, berharap orang menatap meski Cuma sekejap.

Sejuta asa terangkai pasrah.

Sorot mata meminta belai.

Namun diriku selalu terselubung, terbuang dibalik tabir abadi.

Kala 2008 mulai menyapa, aku berjanji.

Biarkan diriku mencengkeram dunia meski sosokku tak lebih dari kerang-kerang kecil yang melata didasar samudra.

Hitam!

Kelam!

Namun menyimpan MUTIARA yang berkilau!!!!

(Pondok malino jaya, 1 januari 2008.21:13)

Senin, 24 Maret 2008

Kesempurnaan yang rapuh

Seorang wanita secara fisik, begitu perfect sebagai seorang wanita. Wajah yang cantik, tubuh yang indah dan segala hal yang menyangkut kewanitaan yang dimilikinya. Namun sayang, kesempurnaan itu rapuh oleh sikap angkuh dan sombongnya yang mengaggap orang lain rendah dan hina. Saat dia berkata “ dengan penampilan yang seperti itu arjuna mana yang sudi mendekatimu”. Sungguh kasihan, otaknya buruk oleh pikiran kerdilnya yang memandang segalanya hanya seputar seksuil dan nafsu setania belaka.

Kata hatiku

Tuntun diriku menyatu dengan kalian dalam rupa suka cita. Tegur aku, bila lakuku hitam oleh pendar jiwa kerdil.

Sabtu, 15 Maret 2008

BAKTI KITA

Nilai kita tak akan surut bila kita dermakan buat sekitar kita. Ada senyum bunga-bunga pada bakti kita, ada senyum hewan-hewan lemah dibakti kita, ada hijau yang abadi terpendam pada bakti kita. Akankah kerontang semakin menyata menyepak jauh zamrut yang tertitip itu?

Selasa, 04 Maret 2008

harapan hampa

ada warta yang kembali merona. Aral yang lama melintang kini mulai kulintasi. Meski berat, meski berliku, dan kuberjalan hanya dengan terseok. Didepan sana, ada kedipan obor yang menyala lemah. Aku gapai, aku raih. Namun mulai bergerak menjauh. Adakah ini tanda…….kuakan terperosok lagi

Fajar dan senja

Sore ini, kembali kusapa senja yang tak lagi basah seperti kemarin. Hatiku bertanya, mengapa rasa itu beda meski tembaga yang menyiramku tetaplah sama. Tak bisa kubedakan tembaga fajar maupun senja. Sama-sama membuat mayapada bermandikan cahaya emas. Adakah seribu rahasia bersembunyi disana?

(pondok malino jaya. 4 maret 2008).03:04 am

SANG PENGGUGAT

Kucoba selami jiwaku yang selalu rapuh dalam tanyanya. Mengapa goresan nasib yang merajah di tangan ini, selalu menjebakku dalam telaga tangisku.

Kugugat tahta ini!!!

Ingin kusibak tirai ini!!!

Ingin kuhampar tirani ini!!!

Berharap bertemu dengan dzat mahatunggal. Aku ingin menangis dihadapanNya.

(Pondok Malino Jaya. 3 Maret 2008).03:00 am