Senin, 24 November 2008
AMARAH
KORIDOR POSITIF
EKSPANSI DIRI
PEMBUKTIAN DIRI
POTENSI YANG TERTIDUR
Senin, 17 November 2008
PERJUANGAN
TENNIS
KEAJAIBAN MIMPI
Rabu, 22 Oktober 2008
KARENA MATAHARI
HIKMAH KETERPURUKAN
TITIK MIMPI
SOSOK MISTERIUS
TARUHANKU
SAKSI DIRI
MEMILIH
KASIH SAYANG dan CINTA
Kamis, 25 September 2008
SEMANGAT FAJAR
(Pondok Malino. 1 Juni 2008) 11.52 pm
PENCAPAIAN FINIS
(Pondok Malino. 1 Juni 2008) 11.50 pm
PIKIRAN BURUK
Ternyata pikiranlah biang keladinya.
KEPANTASAN KEKHALIFAAN
(Ceragem,30 Mei 2008) 11.35 am.
PELUANGKU
Ajal…….
Adalah rahasia yang adanya adalah pasti. Selama surat ajalku belum tiba maka 1000 peluang tetap kumiliki.
Siapa tahu peluang terakhirlah milikku.
(Ceragem, 30 Mei 2008) 11.30 am
PENGHALANG
Apakah ini Cuma kecurigaanku belaka? Dari hari ke hari kurasakan sekat itu semakin banyak menyergapku. Menutup kesempatanku meraih mimpi yang mustinya kugapai.
Kuharap, ini tak lebih dari ujian. Bukan sebagai adzab ilahi.
(Ceragem, 30 Mei 2008) 11.05 amSenin, 28 Juli 2008
MATAHARI, BULAN dan BINTANG
Dalam kisah roman cinta, matahari dan bulan kerap disandingkan. Cinta selalu disimbolkan oleh keduanya. Jarang kita mendengar kisah-kisah asmara antara matahari dan bintang ataupun bintang dengan rembulan. Akulah bintang itu. Seribu Tanya kelabu menggelayut tak sanggup untuk kujawab.” Apakah matahari tak mengigau menyatakan rasa rindunya kepadaku?! Padahal disisinya bersanding sang purnama nan elok”.
Ataukah……..
Dia hanya mencibir diriku yang tak punya pasangan yang kerap disandingkan denganku.
Entahlah.
Aku tak mau bermain dengan perasaanku. Saat ini aku hanya ingin larut dengan obsesiku.
“aku ingin matahari yang begitu dipuja sujud dikakiku ini”
(pondok malini jaya, 5 februari 2008). 08: 17 am
Makna kelukaan
Dicap sebagai orang bodoh sungguh menyayat hati.
Dipandang remeh, dipandang sebelah mata sungguh hinaan yang nyata.
Batin siapapun pastilah terluka.
Luka yang dalam…….
Luka yang menganga……
Luka yang bisa bermuara pada dendam.
Aku tak tahu.
Apakah dendam positif ataukah dendam negatif
(pondok malino jaya. 11 april 2008).06:50 pm
Mahkota khalifah
Kadang kutanya hakekat kekhalifaan. Pemimpin dalam arti manakah dia? Bila diriku merasa gagal sebagai diri, apakah mahkota itu gugur selamanya atau nanti bisa kusemat lagi. Datang dan pergikah dia? Adakah mahkota yang tetap abadi tak lekang oleh ajal sekalipun.
(jurmat. 24 maret 2008) 13:50
LAKU TAKDIRKU
Dengan penuh damba kuurai keusangan yang membelit semalam.
aku ragu, mampukah diriku bersinar laksana matahari yang mengufuk dibatas langit. Akankah diriku laksana rembulan yang kehilangan cahaya karena kehadiran sang surya?
Mana kutahu hari ini aku mendapat apa.
Kujalani hidup sebagai sebuah somfoni tak sekedar takdir belaka
LAKU SANG TAKDIR
Dengan penuh damba, kuurai keusangan yang membelit semalam.
Aku ragu, mampukah diriku bersinar laksana matahari yang mengufuk dibatas langit.
Ataukah diriku laksana rembulan yang kehilangan cahaya karena kehadiran sang surya?!
Manakutahu hari ini aku mendapat apa.
Kujalani hidup sebagai sebuh suratan tak sekedar takdir belaka.
(Pondok Malino Jaya. 9 Januari 2008.08:00)
Kudengar
Kudengar merdu sang biduan mendendangkan lirik dan nada. Kudengar kicau sang punai girang tersiram cahya sang pagi. Bahkan anginpun mesrah mengibarkan panji yang gagah diatas tiangnya.
Betapa indahnya.
Betapa bahagianya.
Betapa syahdunya.
Betapa bahagianya bisa bergembira tanpa 1000 topeng menutup jati diri. Aku sang pemimpi ingin kembali membangun kastilku nan megah. Meski……kusadar dindingnya hanyalah bulir-bulir tanah sang rayap.
(pondok malino jaya. 3 februari 2008).09:26 am
Kisah sejumput beras
Tak jarang kita lena menatap bintang-bintang dilangit. Seribu khayal, sejuta angan kita urai berharap taburan kilau itu bertekuk dalam genggaman kita
Lalu kesadaran perlahan datang!!!
Ternyata disekeliling kita hamparan pasir membelai tulus tak berharap kilau sekedar fatamorgana.
Yach,pasir itu ternyata emas yang tertidur
(kantoro teko)
Ketakutanku
Berbagai cara yang terpampang dihadapanku kini mengabur tak punya makna. Rasa ketakutan dengan seribu espresi masih begitu meraja.
Takut salah adalah sumber segalanya yang pada akhirnya kesalahanlah yang benar-benar ada
(Jurmat. 24 maret 2008)13:10
Kesendirian
Bila seorang mau menjadi teman hanya karena fisik belaka, yakinlah. Dialah pembawa bencana itu
(jurmat. 24 maret 2008). 13:20
Kepak sayap nan patah
Kebenaran bukan kebiasaan dan kebiasaan belum tentu benar. Perbedaan bukan dosa yang harus diberangus dan dilenyapkan
(nirwana oretcabora jafar)
Kita terlahir bukanlah sebuah pilihan. Melainkan titah tuhan
(nirwana oretcabora jafar)
Kehampaan hati
Hari ini kehampaan kembali menderaku. Saya merasa jenuh, lelah dengan hidup yang terasa monoton. Aku takut, perasaan tak berguna itu kembali menguasaiku
(pondok malino jaya, 3 februari 2008).09:08 am
Kehampaan hati
Katanya aku ingin selalu tersenyum.
Aku ingin selalu sumbringah.
Aku ingin hangat pada setiap orang.
Tetapi……
Mengapa hanya kerikil-kerikil kecil mampu membuyarkan semeuanya.
Jangankan hangat pada orang lain, orang yang terdekatpun aku kadang rapuh
(pondok malino jaya. 11 april 2008) 06.00 pm
Ilusi yang nyata
Aku tak tahu apakah keresahan ini telah lelah bersamaku.
Mungkinkah rasa itu bisa pergi menyisa kenangan bersamaku.
Debur dada ini, bukanlah debur rasa karena kekaguman pada seseorang.
Lagi-lagi perasaan takut yang tak bisa kumengerti,
Tak bisa kupahami,…..
Baur untuk kuraba,….
Namun terasa nyata bersamaku
(jurmat. 11 april 2008). 11.30 am
HARI INI
Kembali kugoreskan hitam sebagai penoda di atas putih ini.
Angin tahu!
Kesepianpun tahu!
Kalau diriku kembali berkabung.
Keresahan itu kembali menyeruak.membirukan jiwaku yang memang selalu merana.
Untai demi untai kata hanya terangkai menjadi kalimat MATI.
Seperti harapanku yang kini menanti…………………
Menanti malaikat kematian menyempurnakan deritaku!!!!
Disini, aku kembali berkarat!!!
(Pondok Malino Jaya. 19 Januari 2008. 08:15)
Garis pembatas
Aku bertanya.
Adakah batas antara semangat dengan ambisi?
Dimana?!
Aku ingin sosok yang dipuja oleh beribu-ribu bidadari. Sujud berlutut dikakiku.
Apakah ini semangat?ataukah ambisi yang tak mungkin.
Entahlah.
Apakah waktu bisa kupercaya untuk menjawabnya
(pondok malino jaya. 11 april 2008)08:50 pm
Ekspektasiku
Bila kuturut ketakutanku, ingin diriku menjadi patung yang terawetkan. Cukup sampai disini dinamika hidupku biar ruang dan waktu tak lagi mengejra.
Aku malu mengenal diriku…….
Aku takut dengan jurang kegagalanku…..
Aku tak siap dalam ajang persaingan. Namun, bilik hatiku kembali tersiar. Mimpi adalah dunia penuh peluang. Peluang yang terentang antara nol dengan satu. Bila fisik burukkku lantang berteriak,” peluangku hanya satu diantara 1000”
Maka aku harus yakin. Aku msih punya peluang
(pondok malino jaya, 6 april 2008)
Bentang alur jalan
Sebuah alur, membentang sebentuk jalan yang musti kulalui. Tak terhitung banyak lubang yang menganga membuatku jatuh dan jatuh. Lubang kecil, lubang besar dan bahkan mungkin lubang yang sama. Tak bisakah titik di ujung sana kugapai? Meski kepayahan!!!
(fs. Nirwana)
Apa beda
Sebenranya apa beda antara cita dan tujuan?
Harapan dan mimpi?
Arah dan maksud?
Aku awam!!!
Aku bodoh!!!
Aku tak bisa melontar aksara sebagai jawab semuanya. Hanya alam bawah sadarku yang memberi jawab, namun buyar dibatas bibir.
(pondok malino jaya. 13 april 2008). 12:03 pm
Antara senyum dan marah
Kucoba kutilik rasa ketika tersenyum meski mulanya harus kupaksakan.
Kutimbang,….
Kubandingkan,…….
Kusandingkan,……
Ketika marah,ketika aku kesal, ketika aku benci.
Diakhir perenunganku, aku mulai tahu.
Ternyata benar kelegaan itu amat terasa ketika senyum tersungging dibibir.
Dan sesak itu terasa menjanggal ketika jiwa kita kerdil
(pondok malino jaya.11 april 2008) 06.30 pm
Alam ciptaanku
Dalam khayalku, kadang kucipta skenario dimana aku menjadi aktornya. Di alam sadar, kutahu bibirku tersungging senyum bila dialam mimpi itu aku menjelma menjadi sosok yang lain.
Hidup dalam kenyamanan, bertahta diatas puncak kejayaan, bergelimpang materi dan 1000 mimpi-mimpi lain.
Entahlah.
Apakah itu adalah alam yang memang ada namun gaib atau hanyalah alam basa-basi. Saat ini aku bisa berkata,
“aku tak tahu”
(pondok malino jaya. 11 april 2008) 07:00 pm
Yang beredar
Seperti matahari, selalu datang dari ufuk timur lalu pergi diufuk barat menyisa kelam dimayapada. Seperti bulan, berganti rupa menjadi purnama lalu sabit lagi dan akhirnya menjadi bulan mati.
Seperti itulah kurasa kepada kehadiran kalian. Datang membawa mimpi, lalu pergi tiada menyisa jejak. Dimanakah kalian kini? Kuulur tangan suci karena rasa cintaku dari balik bilik hati persahabatan.
(Pondok malino jaya. 22 februari 2008)09:17 am
Valentine merah
Hari merah jambu kembali menyapa. Seribu kelopak cinta merah kini lelap dalam angannya. Hatiku menjerit. Bungkam dalam Tanya tak berjawab. Akankah dirikupun bisa larut dalam lautan cinta itu.
(14 februari 2008) 08:00 am
Tuhan tak mencipta dalam angkara
Kurangkai kata untuk memberi jawab atas tanya, cerca dan hina darimu. Kuyakin kau berkata seperti itu karena “ketakmengertian” dan emosi sesaat saja. Semoga kita bisa menjadi lebih baik tanpa harus mencoreng arang dimuka orang lain.
(entol agape)
TETES TANGIS.
Kata orang, laki-laki tak boleh menangis. Tangis adalah pembaca jiwa yang rapuh nan lemah. Namun bagiku, tangisku adalah doaku. Tak pernah mataku menetes basah, kecuali saat sepasang kucingku menatapku penuh harap seakan berkata “ selamatkan saudaraku yang sekarat!” segala daya tlah kucoba. Namun kekerasan hati malaikat maut telah terpalu
(pondok malino jaya, 31 januari 2008)
Ternyata
Ternyata benar, semua yang berlebihan akan membawa pada kebinasaan.
Termasuk cinta!!!
(pondok malino jaya. 11 april 2008).08:45 pm
Simfoni gelombang jiwaku
1000 jarak membentang sebentuk darat dan samudra. Semuanya tiada terukur karena cinta dan pikiranku bisa berkelana menemui belahan jiwaku
Namun kini………
Aku terhempas jatuh. Sayap-sayap itu telah patah membuatku bersila dalam jerit yang merana.
Entahlah…………
Apakah pangeran berkuda putih akan kembali sebagai musafir yang akan menolongku
Atau……..
Disinilah pusaraku
(nirwana oretcabora jafar)
Seraut wajah topeng
Topeng sering dipersalahkan sebagai benda yang menutupi jati diri kita. Tetapi bagiku, keberadaan topeng kadang dibutuhkan. Bahkan perlu adanya. Karena dengan topeng kita bisa memerankan lakon yang tlah tertulis dalam scenario yang mungkin tak bisa kita perankan dengan rupa asli kita. Seperti kehidupan ini dimana tuhan sebagai sutradaranya.
(irwanjafar)
Sepi dan tawa
Izinkan diriku larut dalam kesendirian ini.
Ternyata……
Dalam peluk sepi diriku bias berkaca.
Dalam kesunyian diriku bias membaca.
Dalam kesenyapan diriku bias mendengar
Sesuatu yang kadang sulit kulakukan dalam kondisi hati yang tertawa.
(pondok malino jaya.22 mei 2008)07:03 pm
Senyum
Meski kadang hatiku tak yakin, meski rasa tak percaya itu kerap menemani, diriku selalu ingin tersenyum. Mungkin diriku kering dari harta dan perhiasan namun senyum masihlah peluangku.
Senyum!!
Senyum!!
Senyum!!!
Senyum dan senyum!!!!
Bahkan kala hatiku gamang
(pondok malino jaya, 5 april 2008)
Sengau dibalik tabir
Seorang insane menatap tabir. Mencari arsy, mencari pohon kehidupan. Namun, biru kembali menjadi pembatas cakrawala. Seribu tabir mewujud menjadi bianglala sebagai pembatas antara realita dan mimpi. Seribu bintang berdiam disana. Namun yang kita lihat hanyalah setitik. Manusia hanya bisa berharap dan bermimpi namun ilahi rabbi yang tahu segalanya.
(kantoro teko)
Sendu pelangiku
Sebentuk lengkung merangkai merah, menjumput jingga, menabuh kuning,
mengemas hijau, mengintai biru dan menyulam ungu
dalam satu padu yang bernama pelangi.
Sungguh indah dalam rona romantisme.
Amat elok dibalik latar kelabu.
Sejuta puja membuncah dan mengepak.
Namun,.......
Sadarkan kita bianglala itu tersenyum dibalik langit yang bernama hujan?!
Aku menagis dibalik ucap selamat yang kuberikan.
SENDU IMAJIKU.
Selamat pagi, sahabat.
Untai aksara kembali kurangkai.
Kujalin penuh damba,
Kuuntai penuh kasih.
Meski kusadar tali itu amatlah rapuh. Haruskah kubuat kain, tersulam dari benang rapuh nan usang?! Yang kusadar tak pernah sudi meleburku.
Entahlah.
Gerimis senja mulai menangis seiring dengan senyum yang ingin kupoles.
Terpoles bersama lukaku.
Terkubur bersama mimpiku.
Aku ingin kembali sadar, ternyata diriku abadi dalam imajiku.
Pondok malino jaya, senin.17 desember 2007)
Sang penggugat
Kucoba selami jiwaku yang selalu rapuh dalam Tanya. Mengapa goresan nasib yang meraja ditangan ini selalu menjebakku dalam telaga tangisku.
Kugugat tahta ini.
Ingin kusibak tirai ini.
Berharap bertemu dzat mahatunggal.
Aku hanya ingin menangis dihadapanNya.
(Pondok malino. 3 Maret 2008)03:00 pm
Sang bayu
Kucoba menjadi sosok sang bayu. Mengalir pasrah berkelana antara gunung dan lembah dibawah kendali sang rona. Bilalah siang diapun beranjak mendaki puncak. Dan akan menyapa lembah kala senja menjelang sebelum lelap dalam peluk malam. Itulah angin nan sepoi yang bias menjadi badai dalam laku yang ganas
(jurusan matematika.19 maret 2008).09:09 am
Sang agni
Sosokku dalam rupa nan melayang. Membawa bara menjadikan abu dan arang sang jejak. Dalam petualanganku, sosokku amatlah berbeda dengan sang tirta. Setiap langkahku menjadi sahabat dikala kecil nan nurut, namun kupendam dendam nan bara kala diriku bergolak mega.
(jurmat. 19 maret 2008). 09:14 am
Ruang untukku
Kutatap sorot mata itu, mata penuh Tanya yang terlontar bebas tanpa sekat. Kutangkap dengan berbagai rona mencoba mengartikan sesuai jiwa yang kutangkap. Benarkah jiwaku kerdil, benarkah kalbuku redup, adakah ruang untuk nama-nama sepertiku
(jurmat. 24 maret 2008) 13:50
Rotasi diri
Rona dipeluk alam
Kata ikan-ikan itu, betapa indahnya dunia bawah laut. Hamparan karang didasar samudra dengan sejuta warna yang eksotik.
Kata hewan-hewan rimba betapa indahnya lembah, bukit, gunung dan hutan lebat ini. Kata burung pengelana, betapa indahnya hamparan mayapada dibawah sana.
Bahkan pinguingpun berkata betapa indahnya bongkahan es itu. Semuanya indah bila jiwa dan raga kita menyatu disana. Bukankah emas mahal karena kelangkaannya, permata berharga karena pesonanya. Begitu pula ibangduan yang selalu rindu dengan kampung halamannya
(ibanduan)
RAUT WAJAH TANGIS.
Sepekan telah berlalu.
Tanah makassar tlah basah oleh rintik.
Namun diatas sana langit yang biru masihlah kelabu
dan
teratak rumah masih mengangis oleh rintik-rintik hujan.
Kusangka hari ini diriku akan tertawa riang.
Kusangka hari ini hatiku mulai ceria.
Kusangka hari ini senyumku mulai bersemi.
Tetapi tidak!!!!
Mataku mulai berkaca, berperang melawan rasa yang ingin tumpah.
Hanya bibir yang bergetar, dada yang sesak, raut yang pucat
menjadi pembaca gerak hatiku yang sebenarnya.
Aku harus terima tangis itu masihlah dekat.
PERANG BATINKU
Kemarin, hari ini aku ingin menjadi………
Kemarin, hari ini aku bermimpi menjadi………………………………
Ketika hari ini dating, kucoba merangkai mimpi semalam. Kujalin percah-percah itu menjadi mozaik yang nyata. Sebagai insane, tlah kulakukan apa yang bisa kulakukan meski kalian mencibir menvonisku.
Aku adalah orang yang lalai.
Aku adalah pelita yang tiada berminyak.
Dua bisik yang bertarung dalam perang yang seru. Sementara aku berjuang memenangkan hati yang selalu berbisik kalau aku………..bukanlah pecundang!!!meski kusadari…….rasa gamang itu teramatlah kuat!!!!
Pelangi rasaku
Malam itu, bahagiakah saya?
Sedihkah saya?
Legakah saya?
Semua tanya itu hanya mengendap tanpa jawab.
Lisanku keluh, pikiranku berhenti pada titik yang menganga. Peran batin itu teruslah bergolak membawa bara dalam raga.
Mana komitmen itu!!!
Mana tameng itu!!!!
Mana benteng itu!!!
Mengapa begitu rapuh oleh rasa keminderan yang terpa oleh laku sesaat
(pondok malino jaya. 11 april 2008). 06:15 pm
Pasrah
Tuhan tak pernah menguji hambanya melebihi batas kemampuannya.
Biarkan tangis mengalir…….
Biarkan darah menetes……….
Yakinlah ilahi rabbi tak pernah membenci kita
(andirwantartuna)
PANAS TAK BERBARA
Kembali handponku berdering menjadi simfoni yang biru. Disana, terpampang sebaris kalimat yang mengusik relungku. “wan, buatkan puisi untuk kami” kata orang itu padaku. Dia temanku. Dia sahabatku. Dia meminta seuntai kata yang kujalin sebagai penyempurna bunga-bunga yang mekar dihati mereka. Sesaat aku diam, tersenyum dibalik makna yang hilang.
Maaf sahabat!!!
Kali ini kau meminta pada orang yang salah
(pondok malino jaya, 30 januari 2008)
Nyanyian kegetiranku
Firdaus ada ditelapak kaki bunda kita. Nirwana ada disenyum orang-orang miskin. Tuhan kita dekat, bila kita mau dekat. Dan jalan itu adalah kepedulian kita pada sesama. Tebarlah persahabatan, karena persahabatan itu indah.
(irwan jafar)
Minggu kelabu
Hari minggu adalah merah dalam sepekan. Kuingin kelelahan ini bersandar sejenak berharap keletihan segera berlalu. Namun ternyata kejenuhan kian menggema, keterpurukan kian merona seakan namaku adalah kelam dan hitam. Dimanakah terang itu? Mengapa silau hanya pada titik yang kecil
(pondok malino jaya. 13 april 2008 )12.00 am
Mimpi yang merealita
Sebenarnya, setiap hariku ingin membawa cerita yang merona. Membawa upeti kepada sang raja dan mengusap duka sisa kemarin lalu.
Tetapi apa dayaku.
Matahari yang kuharap kugenggam ditangan kanan, masih garang dibatas langit. Rembulan yang kuharap kugapai ditangan kiri masihlah berotasi antara sabit dan purnama.
Tetapi jiwaku tetap membara.
Tiada lelah menguntai lisan bahwa mimpi itu akan berujung dibatas cakrawala.
(pondok malino jaya. 12 april 2008).09:30 pm
Mimpi yang kucipta
Selalu kucipta mimpi didalam, labiring otakku. Berdiri ditengah hamparan rumput yang menghijau. Lalu terselubung salju yang membungkus ragaku menjadi kristal yang mengerak. Biarkan megah berarak, biarkan angin berlalu datang dari gunung turun ke lembah dan matahari tiada lelah muncul dan pergi. Kunanti sosok yang bisa membangunkanku
(pondok malino jaya. 11 april 2008) 08:55 pm
Mimpi yang berlari
Aku termenung menatap gejolak yang mewabah. Canda tawa yang begitu lepas, hiruk pikuk orang-orang itu bahkan berbagai espresi yang terselubung. Dalam tatapku payah, kuuntai mimpi dan harap…….andai aku bias berlari pergi.
(pondok malino jaya)
MENAPAK CADAS
Mimpiku berlari, melemparkan aku ke alam sadarku. Sesaat, mataku senduh menatap untai aksara yang berarak menjadi kalimat yang punya makna.
Semua itu menhujam dadaku laksana sembilu nan tajam.
Menguncang asaku, dalam getar yang merangkul.
Membuatku diam dalam seribu bahasa.
Terhenyak tiada berdaya.!
Inikah buah yang musti kupetik karena kaki yang menapak diatas cadas ini?! Diriku tlah melangkah meninggalkan tumpu titian yang tak mungkin kembali lagi.
Aku ada disini.
Aku berdiri disini.
Ditempat dan waktu yang bernama realita.
Yach,…..
Atau inilah lakon yang musti kuperankan atas goresan skenario oleh penulis dan sutradara mayapada ini?1
Entah…….
Apakah diriku bisa menjadi aktor ataukah akan terdepak menjadi figuran sekedar pemanis belaka yang tak pernah diperhitungkan.
Maaf, aku ingin kembali lelap.
(Pondok malino jaya, minggu. 21 desember 2007)
Selasa, 22 Juli 2008
GURU TERBAIK
Saya masih rapuh. Hari ini lakuku masihlah kelam. Masih kutatap sorot mata kecewa karena tingkahku yang tidak sempurna.
Tuhan…………
Jangan bosan untuk terus memberiku kesempatan dari guru terbaikku.
Bukankah kesalahan terakhir adalah guru yang paling baik?!
(ceragem. 30 mei 2008) 11.00 am
Rabu, 18 Juni 2008
TITAH dan MAKNA
Kamis, 12 Juni 2008
BERSAHABAT
Kamis, 22 Mei 2008
SEPI dan TAWA
Minggu, 06 April 2008
DIAN dan BERONTAK
Hari ini, tak ada rona yang biSA kupoles selain diam dan diam.
Meskikah kuberontak?
dengan cara apa?!
ataukah kujalani semuanya tanpa riak yang menyeruak
TAK SEKEDAR OBSESI
Suaraku serak, berat untuk ukuran seorang wanita. Kulitku kasar, kusam dan gelap untuk ukuran seorang miss. Lakuku kaku, bahasaku kolot untuk ukuran seorang miss.
Tetapi itulah aku.
Tak perlu diriku terlena oleh obsesi merombak segalanya hanya demi sebuah status dan pengakuan. Yang penting adalah apa yang bisa kulakukan dan kuperbuat.
Selasa, 01 April 2008
Karena toga
Hari itu, kutangkap lagi kilatan kecewa dimata bunda. Hari ketika toga dengan anggunnya membalut tubuhnya. Toga yang mestinya terpasung gagah ditubuhku ini.
Aku diam
Aku gagu
Kegagalan itu kembali menjadi belati yang menggores luka dihati orang yang menitipkan mahkota harapan dikepalaku. Mengharapkan aku menjadi pelita dikegelapan.
Maafkan aku
Maafkan aku
Mafkan aku
(pondok malino jaya, 31 januari 2008)
Kaburnya pelangiku II
Karena tuhan hanya mencipta adam dan hawa diawal sejarah, izinkan aku mengakui adam sebagai wujud ragaku. Haruskah hatiku kusembahkan pada sosok sang hawa?! andaikan ada sosok lain. Siapa dia. Dimana dia. Mungkin dialah cintaku.
(entol agape)
Kaburnya pelangiku I
(entol agape)
Jerit hati sang peri
Andai diriku berjejak di negeri matahari terbit, pastilah sakura menjadi mahkotaku.
Andai diriku terlahir di negeri kincir angin, pastilah tulip menjadi penghiasku
Andai diriku terlahir dirimba kalimantang, pastilah raflessia menjadi penganggahku.
Namun aku disini
Dinegeri bawakaraeng
Sudah pasti edelweiss menjadi symbol cintaku.
Kering memang
Tiada ceria noda, bahkan tiada wangi.
Namun bunga keabadian menjadi penamaku
(nirwana oretcabora jafar)
Intuisi kita
Bila orang lain memandang suatu objek hanya dari kacamata berguna atau tidak, maka kita memandangnya selalu berguna.
Nilai suatu benda tergantung dari intuisi kita
(fs, nirwana)
Ilmu dari sang ayam
(pondok malino. 16 maret 2008)
Hormat vs minder
(jurmat. 24 maret 2008) 13: 55
HARI INI
Kembali kugoreskan hitam sebagai penoda di atas putih ini.
Angin tahu!
Kesepianpun tahu!
Kalau diriku kembali berkabung.
Keresahan itu kembali menyeruak. Membirukan jiwaku yang memang selalu merana.
Untai demi untai kata hanya terangkai menjadi kalimat MATI.
Seperti harapanku yang kini menanti…………………
Menanti malaikat kematian menyempurnakan deritaku!!!!
Disini, aku kembali berkarat!!!
(Pondok Malino Jaya. 19 Januari 2008. 08:15)
Rabu, 26 Maret 2008
Harapanku hampa
Ada warta yang kembali merona. Aral yang lama melintang kini mulai kulintasi. Meski berat, meski berliku, dan kuberjalan hanya dengan terseok. Didepan sana, ada kedipan obor yang menyalah lemah. Aku gapai, aku raih. Namun mulai menjarak menjauh. Adakah ini tanda…..kuakan terperosok lagi!!!
(pondok malino. 28 februari 2008). 08:14 am
HARAPAN SANG KESATRIA
Hujan kembali datang pun sebagai pengabar kuasa ilahi. Seribu espresi terlukis diwajah-wajah itu. Lesuh, sedih, gunda dan pastinya hanya bocah-bocah yang tertawa girang menyambutnya. Karena banjir kudengar lagi satu mimpi dari bundaku
“saya ingin memasak, namun banjir di rumah membuatku tak nyaman”
Aku memang memiliki sepasang tangan. Namun karunia tuhan itu tak bisa kugunakan secara maksimal. Meskipun mungkin aku memiliki seribu tangan seperti dewa wisnu.
Aku pecundang.
Aku lemah.
Aku pelita padam
Tuhan…..
Peluangku hanyalah satu diantara 1000
Yakinkan aku!!!
Aku masih memiliki peluang
(pondok malino jaya. 5 februari 2008)08: 45 am
Hak dan kewajiban
Benarkah hak dan kewajiban selalu bersisian? Bersisian mata uangkah atau bersisian alur maju? Kami berhak hidup secara damai di tanah pertiwi ini. Tetapi mengapa hak dari titah berat ini masih terampas oleh yang namanya kedominanan elemen tertentu.
(fs. Nirwana)
Guru yang bijak
Kata orang bijak, belajar pada pengalaman adalah guru yang paling baik. Entah itu pengalaman diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Berguru tak perlu selalu pada orang-orang bertitel, berpangkat, ataupun berpengaruh. Bahkan belajar pada anak kecil sekalipun jika memang punya makna.
Maka tak salah jika kuulur tangan persahabatan buat semuanya. Mari kita sharing dan diskusi demi menambah ilmu dan pengetahuan masing-masing
(fs. Nirwana)
Follower dan transetter
(fs. Nirwana)
Diam dan geliat
Hal yang lumrah, bila kita kadang jenuh, tiada spirit dan stagnan pada satu titik. Haruskah diam sebagai jawabnya? Ataukah musti geliat sebagai pemecahnya.
Entahlah.
Mungkin ada baiknya diam dan geliat harus kembali padu.
(pondok malino jaya. 25 maret2008). 07: 20 am
Diakhir sejarah sahabatku
Diatas sana, sejuta rasi bintang tersenyum mengajakku terbang kealam nirwana.
Hatiku tak bergeming.
Hatiku tak beriak.
Bisikan lirih ibu pertiwi lebih hangat dan memukau. Aku ingin segera kembali
(kantoro teko)
DERITAN NAN KARAT
Kembali kugoreskan hitam sebagai penoda diatas putih ini. Angin tahu. Kesepian tahu. Kalau diriku kembali merana. Keresahan itu kembali menyeruak. Membirukan jiwaku yang memang selalu kelam. Untai demi untai kata hanya terangkai menjadi kalimat yang mati. Seperti harapanku yang kini menari mennanti malaikat kematian menyempurnakan deritaku. Disini, aku kembali berkarat.
Cerita sang kakak
Aku ingin berdiri diatas puncak, membawa raut wajah merindu. Kuharap bola tembaga itu tak hanya larut dalam dzikirnya. Muncul sebentuk fajar dan tenggelam diufuk barat menyisa senja. Dalam rotasi yang ada.
Aku ignin menitip titah yang ada dalam kepalan ini. Berbisiklah angin, bergolaklah samudra, mengalirlah air, berkicaulah burung, sampaikan warta ini dengan bahasa kalbumu. Satukanlah kepingan jiwa ini karena kami bukanlah pecahan retak sebuah kaca
(irwanjafar)
Bisikan-bisikan
Saya yakin, selain bisikan hati ini, masihlah ada yang terpendam. Bisikan kalbu, bisikan jiwa. Kuharap bisikan itu menjadi nyata karena jiwaku tetaplah suci nan putih
(fs. Nirwana)
Bisik intuisiku
Intuisiku kembali tak salah. Entah mengapa rasa tak berarti itu kembali menjamah. Mengusir cahya yang selalu menggelora didadaku. Haruskah aku terseret oleh arus ketakutanku? Haruskah kembali bersua dengan samudra luka yang pernah sekian lama mengubur jiwa ragaku. Tuhan, raih hambamu ini keatas arsy tertinggi yang pernah kau janjikan
(pondok malino jaya. 08 februari 2008) 08:38 pm
Biarkan cintaku bersemi
Kita tercipta karena cinta. Kita lahirpun karena cinta. Kita hidup karena cinta. Bahkan kita matipun karena cinta. Meski cinta sulit untuk diraba, kuharap cinta itu tetap berkilau dihati kita. Bahkan benci itu perlu apabila karena cinta
(misteralfaleo)
Ambing rasaku
Sampai kapan aku mengarung dilautan perasaan ini? Sampai tak berdaya atau sampai ombak itu tunduk dibawah ujung kataku
(fs. Nirwana)
Alur sejarah yang terlupa
Dalam pandangan keawaman, rona hanya kita simbolkan pada hitam dan putih saja. Kita lupa kalau ada kelabu bersama mereka. Bahkan ada merah, hijau, kuning, biru, ungu dan nila.
Dalam membaca rasa kerap terlantun manis dan pahit saja. Kita lupa ada asing, ada asam, gurih dan sepat. Dan banyak lagi noktah pengungkap yang hanya mengakui satu kelaziman, satu pandangan yang kerap memandang seeblah mata pada fenomena yang lain
(entol agape)
Aku takut
Bila matahari terus terik, aku takut kemarau melanda. Kalau hujan terus turun aku takut banjir melanda. Kalau bunga-bunga terus mekar aku takut diriku lena. Begitu pula aku takut dengan cinta dan kasihmu. Karena kecewa dan sakitpun pastilah membayang
(pondok malino jaya, 22 februari 2008). 09:02 am
Aku belajar
Aku belajar pada kekurangan, aku belajar pada kesedihan, aku belajar pada kesalahan. Dibalik mereka kurengkuh hikmah yang teramat bijak
(jurmat. 24 maret2008). 13:16
Air mata pamungkas
Bila kuturut perasaan, rasanya telaga mata ini tiada cukup menyiapkan air mata. Air mata kesedihan, air mata kepiluan,air mata luka, dan air mata pengaduan. Sebagai senjata pamungkas menyingkap tabir pemisah antara aku dengan tuhanku. Ingin kutanya langsung 1000 rahasia dibalik semua fenomena ini. Untuk apa diriku seperti ini? Hanya tuhan yang tahu
(fs. Nirwana)
2007-2008
Kembali kusapa kenangan yang sesaat lagi berlalu pergi. Kusapa dalam rupa hitam, mencari manik yang menyisa.
Tahun 2007.
Diriku sebagai sosok yang rapuh, sosok yang selalu menengadah, berharap orang menatap meski Cuma sekejap.
Sejuta asa terangkai pasrah.
Sorot mata meminta belai.
Namun diriku selalu terselubung, terbuang dibalik tabir abadi.
Kala 2008 mulai menyapa, aku berjanji.
Biarkan diriku mencengkeram dunia meski sosokku tak lebih dari kerang-kerang kecil yang melata didasar samudra.
Hitam!
Kelam!
Namun menyimpan MUTIARA yang berkilau!!!!
(Pondok malino jaya, 1 januari 2008.21:13)
Senin, 24 Maret 2008
Kesempurnaan yang rapuh
Seorang wanita secara fisik, begitu perfect sebagai seorang wanita. Wajah yang cantik, tubuh yang indah dan segala hal yang menyangkut kewanitaan yang dimilikinya. Namun sayang, kesempurnaan itu rapuh oleh sikap angkuh dan sombongnya yang mengaggap orang lain rendah dan hina. Saat dia berkata “ dengan penampilan yang seperti itu arjuna mana yang sudi mendekatimu”. Sungguh kasihan, otaknya buruk oleh pikiran kerdilnya yang memandang segalanya hanya seputar seksuil dan nafsu setania belaka.
Kata hatiku
Tuntun diriku menyatu dengan kalian dalam rupa suka cita. Tegur aku, bila lakuku hitam oleh pendar jiwa kerdil.
Sabtu, 15 Maret 2008
BAKTI KITA
Selasa, 04 Maret 2008
harapan hampa
Fajar dan senja
(pondok malino jaya. 4 maret 2008).03:04 am
SANG PENGGUGAT
Kucoba selami jiwaku yang selalu rapuh dalam tanyanya. Mengapa goresan nasib yang merajah di tangan ini, selalu menjebakku dalam telaga tangisku.
Kugugat tahta ini!!!
Ingin kusibak tirai ini!!!
Ingin kuhampar tirani ini!!!
Berharap bertemu dengan dzat mahatunggal. Aku ingin menangis dihadapanNya.
(Pondok Malino Jaya. 3 Maret 2008).03:00 am